Selasa, 21 Oktober 2014

GLOBALISASI TEKNOLOGI

Pengaruh Globalisasi Terhadap Masyarakat Indonesia
Globalisasi itu sendiri memiliki pengertian yaitu bagaimana meniadakan batas. Artinya baik batas negara atau pun batasan apapun.
Adapun ciri globalisasi itu sendiri, yaitu :
Ø  Didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi transportasi atau komunikasi,
Ø  Poin tersebut diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen yang tangguh
Ø  Hancurnya batasan tradisional geopolitik dan kekuasaan teknologi, ekonomi, sosial dan politik,
Ø  Adanya saling ket ergantungan antar negara.
Dilihat dari ciri-ciri globalisasi, adapula krisis yang dirasakan oleh warga negara Indonesia akibat adanya globalisasi yaitu tentulah terhadap perubahan sosial, perubahan sosial ini merupakan bagaian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudyaan itu sendiri  mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial. Sebenarnay didalam kehidupan sehari-hari, sering kali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosail dan kebudayaan. Hal itu disebabkan tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, dan sebaliknya tidak mungkin tidak ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Hal itu mengakibatkan bahwa garis pemisah didalam kenyataan hidup antara perubahan sosial dan kebudayaan lebih sulit untuk ditegaskan.
Dengan adanya globalisasi ini bahwa garis pemisah di kenyataan menjadi perubahan sosial sangatlah jelas karena banyak teknologi baru yang bermunculan dan diciptakan, tentulah teknologi ini dipakai dalam masyarakat. Contohnya saja dalam teknologi mobil, sekarang mobil memiliki teknologi yang sangat canggih dan super mewah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang membuat nyaman penggunanya, tentulah harga mobil tersebut begitu mahal. Dengan mobil mahal hanya kalangan tertentu saja yang dapat membeli mobil tersebut. Di dalam hal ini tentu ada rasa kecemburuan sosial, dari segi ekonomi hanya kalangan atas atau kalangan elite yang bisa membeli mobil tersebut sedangkan untuk masyarakat kelas menengah kebawah akan banyak sekali kecemburuan sosialnya.
Globalisasi sangat berpengaruh kepada generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing (misalnya kebudayaan Barat) yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian meenimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat, misalkan pergaulan yang lebih bebas antara wanita dengan pria, atau kedudukan mereka yang kian sederajat didalam masyarakat dan lain-lainya. Ini tentunya menjadi sebuah kebudayaan baru, dalam hal ini sangat berpengaruh karena kebudayaan baru yang seperti ini menjadi peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli. Akan tetapi lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya berubah dan diganti oleh kebudayaan asing.


Selasa, 14 Oktober 2014

Implikasi Penerapan Teknologi Komunikasi Dalam Dunia Periklanan

Pengertian Implikasi Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi merupakan mencakup pengertian yang lebih luas termasuk sistem, saluran, hardware dan software dari komunikasi modern, sedangkan teknologi informasi merupakan bagian dari teknologi komunikasi itu sendiri.
Teknologi informasi biasanya digunakan untuk mengolah data termasuk dalam memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan manipulai data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Teknologi informasi juga berguna untuk meningkatkan performance dalam berbagai persaingan.
Perkembangan Teknologi Komunikasi Dalam Dunia Periklanan
Perkembangan teknologi ternyata dapat membantu memajukan kinerja dan proses yang terjadi dalam kedua bidang tersebut.  Di dalam dunia periklanan, teknologi berkembang berdampingan dengan perkembangan teknologi media massa. Pada dekade terakhir, perkembangan teknologi di dalam industri periklanan berputar di sekitar dunia internet. Sebagai contoh, dapat dilihat begitu banyaknya iklan yang terpampang atau bahkan bisa tiba tiba muncul ketika kita sedang browsing informasi di internet.
Teknologi informasi telah dan secara terus menerus menciptakan cara baru demi antara merk suatu produk dengan konsumen. Diharapkan, jika seseorang secara intensif dan frekuentif membaca merk suatu produk, maka konsumen akan terpengaruh untuk membeli produk tersebut.
Selain internet, iklan juga berkembang di media-media yang kini banyak bermunculan. Misalnya iklan di Digital Video Recorder (DVR), yang disebut advertainment, yaitu mengkombinasikan iklan ke dalam isi produk entertainment. Contoh nyata adalah iklan yang muncul sebelum film DVD atau bioskop diputar. Bentuk iklan lain adalah product placement, yaitu menyisipkan produk pada sebuah acara entertainment, misalnya di acara Oprah Winfrey Show, di acara Indonesian Idol atau AFI, dan sebagainya. Adapun hubungan teknologi dengan periklanan yaitu:  Zaman sekarang, teknologi telah menguasai hampir seluruh bidang kehidupan, salah satu bidang tersebut yaitu bidang periklanan. Dalam dunia periklanan, perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi telah membawa dampak yang sangat besar. Melihat sudah sangat banyak iklan yang beredar dipasaran melalui media internet atau online, dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi mempunyai pengaruh yang sangat banyak bagi dunia advertising. Melalui hasil dari perkembangan teknologi informasi, dunia eriklanan semakin di mudahkan untuk memasarkan atau mempromosikan suatu produk kepada khalayak ramai tanpa perlu repot-repot.



Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi Dalam Bidang Periklanan
Darimana sejarah iklan bermula? Iklan adalah fenomena kontemporer abad 20, namun cikal bakal periklanan sesungguhnya sudah ada sejak berabad-abad lalu. Periklanan dalam arti sederhana diawali ketika orang mulai hidup pada kelompok-kelompok kecil dan mencoba mempengaruhi orang lain untuk membeli barang komoditas sehari-hari. Selanjutnya periklanan semakin meluas berkat pengembangan teknologi mesin cetak di Eropa pada tahun 1455 dan gelombang Revolusi Industri pada abad 18 yang mempercepat akses bisnis dan memperluas pasar industri.
Dalam masyarakat modern, iklan diartikan sebagai salah satu bentuk informasi terbaru kepada konsumen mengenai berbagai komoditas dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang bertujuan untuk menjaga tingkat produksi (Konig; dalam Schudson, 1986: 196). William F Arens (1999: 7) mendefinisikan iklan sebagai struktur informasi dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang aneka produk (barang, jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media. Frank Jefkins dalam bukunya Advertising (1997) mengelompokkan ragam iklan menjadi tujuh kategori, yakni:
1.      iklan konsumen,
2.      iklan bisnis ke bisnis atau iklan antarbisnis,
3.      iklan perdagangan,
4.      iklan eceran,
5.      iklan keuangan,
6.      iklan langsung, dan
7.      iklan lowongan kerja.
Dunia periklanan mengalami perkembangan pesat setelah besinergi dengan teknologi Sepanjang abad 20, periklanan muncul pada lima media utama yaitu; suratkabar, majalah, radio, televisi, dan media outdoor (billboard-sebagian orang menyebutnya reklame). Meski kelima media ini tetap bisa menjangkau jumlah besar orang, namun saat ini lebih banyak pilihan tersedia. Pada masa Perang Dunia II, televisi muncul sebagai wahana untuk menyampaikan iklan, khususnya setelah pendirian jaringan televisi nasional di Amerika pada tahun 1948. Televisi dengan cepat menjadi media baru yang menyaingi media lain sebagai alat bagi pengiklan dengan skala nasional. Kombinasi dari suara dan pandangan memberi warna bagi para pengiklan untuk menarik minat jutaan penonton televisi dengan cara yang dramatis.
Perkembangan selama satu dekade terakhir yang paling revolusioner adalah iklan lewat teknologi internet dan mobile (mobile adverstising). Salah satu aspek yang paling menarik dari internet dan mobile adalah kemampuan interaktifnya. Iklan interaktif memungkinkan respon langsung dari pelanggan terhadap iklan yang disampaikan. Fenomena ini melahirkan integrated marketing communication (IMC) yang mendukung penggunaan semua saluran komunikasi kepada pengiklan. Dengan kata lain, IMC merupakan praktik dari integrasi semua alat komunikasi.
Perananan Teknologi Informasi Dalam Dunia Periklanan
Selain internet, iklan juga berkembang di media-media yang kini banyak bermunculan. Misalnya iklan di Digital Video Recorder (DVR), yang disebut advertainment, yaitu mengkombinasikan iklan ke dalam isi produk entertainment. Contoh nyata adalah iklan yang muncul sebelum film DVD atau bioskop diputar. Bentuk iklan lain adalah product placement, yaitu menyisipkan produk pada sebuah acara entertainment, misalnya di acara Oprah Winfrey Show, di acara Indonesian Idol atau AFI, dan sebagainya.
Digital Video Recorder (DVR) merupakan bentuk teknologi yang memacu pertumbuhan dunia periklanan. Dengan ini para perusahaan semakin banyak yang beriklan di internet dengan memasang iklan dalam bentuk yang interaktif. Prosesnya adalah sebagai berikut; para perusahaan yang ingin beriklan akan mendatangi agensi atau biro iklan dan membayar sejumlah dana untuk mendapatkan iklan yang pas untuk produknya. Setelah itu biro iklan tersebut akan membeli satuan waktu yang digunakan untuk menyiarkan iklan tersebut. Maka media akan menyentuh publik melalui iklan iklan yang ditampilkan dan menyerahkan sepenuhnya kepada publik untuk membeli produk yang telah diiklankan atau tidak.
Sesungguhnya, pemasaran di internet mengalami transformasi, yaitu pergeseran dari pemasaran produk ke pemasaran kontekstual. Selama beberapa dasawarsa, pemasaran produk klasik dibangun di atas dua pilar, yaitu kinerja produk dan citra produk..
Kini internet menyediakan bagi pemasar sebuah alat yang efisien untuk memberikan dimensi-dimensi baru pada produk-produk massal. Merek produk telah memperpanjang relevansi serta relasi mereka dengan konsumen melalui internet. Kini para konsumen tidak lagi mencari sup dalam kaleng, tetapi juga berusaha memahami dan mengerti lebih banyak tentang konteks pemakaian produk. Bukan hanya bagaimana kinerja produk itu masuk ke dalam hidup mereka dan membantu mereka.
Pendorong utama revolusi pemasaran kontekstual adalah informasi dan edukasi. Adalah benar bahwa relasi program pemasaran di luar internet dalam bentuk kegiatan di toko, program komunitas, dan klub, selama bertahun-tahun telah memperluas jangkauan merek-merek. Yang masih kurang adalah mekanisme yang efisien untuk menyampaikan informasi baru yang lebih kompleks kepada masyarakat.
Semua itu memberikan kepada pemain berbagai peluang baru untuk membina hubungan yang lebih kuat antara merek mereka dan konsumen. Namun tantangannya juga ada, pertama, banyak perusahaan yang akhirnya bergeser dari bisnis awal ketika berusaha menjadi penyedia informasi. Kedua, guna mengukuhkan hubungan dengan konsumen di internet, pemasar harus siap untuk interaktif, untuk menjawab pertanyaan mereka atau untuk mendesain cara-cara baru yang inovatif agar konsumen dapat meningkatkan pengetahuan mereka sendiri.
Telah jelas terlihat bahwa perkembangan teknologi sangat berpengaruh dalam perubahan metode kedua bidang ilmu komunikasi tersebut.  Seperti dalam bidang hubungan masyarakat dan jurnalistik. Bidang periklanan bukan pengecualian. Dalam prakteknya, sebagai konsumen saja, kita sudah dapat melihat perubahan taktik-taktik periklanan yang dilakukan berbagai perusahaan sejak tahun 1900an hingga saat ini, abad ke 21. Perubahan itu diawali oleh munculnya teknologi bernama internet, yang dengan cepat mendunia dan menjadi bagian dari masyarakat yang begitu akrab.
Mulai saat itu, perusahaan- perusahaan  dapat mengiklankan produk mereka lewat media elektronik. Setelah itu pula, muncul teknologi bernama internet, yang sekali lagi, merevolusi bidang periklanan ke dalam level yang baru. Dengan hadirnya inovasi lain di dalam internet yaitu media sosial seperti Friendster, Facebook, Twitter, Path, dan lain-lain, biro-biro periklanan menjadi memiliki akses untuk taktik iklan yang benar-benar baru. Karena, tidak hanya anak muda, namun sekarang hampir dari semua kalangan mengetahui dan bisa menggunakan media sosial.
Istilah ‘social media marketing’ digunakan untuk menyebut kegiatan mempromosikan atau mengiklankan produk melalui media sosial tertentu. Istilah ini dapat juga didefinisikan sebagai proses meraih perhatian khalayak melalui situs- situs media sosial. Setiap media sosial dengan fitur berbeda-beda menuntut penggunanya untuk melakukan tindakan sosial yang berbeda-beda.
Selain penggunaan media sosial, internet dalam bidang periklanan juga dapat dilihat dari trend yang sekarang berkisar di dunia digital, terakhir pada tahun 2013. Trend ini menyatakan bahwa online advertising itu terus menerus bergerak untuk memenuhi keinginan pasar dengan cara-cara yang baru dan lebih daripada sekedar banner pada website.  Tiga trend itu antara lain adalah mobile display, native advertisement, danresponsive format. Trend pertama yaitu mobile display, maksudnya adalah iklan yang inovatif yang berbentuk mobile atau telepon genggam. Belakangan ini, mobile advertising telah menjadi inovasi baru yang diperkenalkan oleh biro- biro periklanan. Bahkan format mobile ad itu sendiri telah distandardisasi menjadi lima, antara lain Mobile Filmstrip, Mobile Adhesion Banner, Full Page Flex, Mobile Slider, dan Mobile Pull.Kelima-limanya merupakan cara kreatif untuk melibatkan penggunanya tanpa perlu menginterupsi kegiatan browsing. Trend yang kedua, yaitu native advertisement, yang menarik pengguna dengan menampilkan konten yang berkaitan dengan pengalaman penggunanya sendiri. Contohnya adalah fitur ‘profile’, dan fitur ‘response’ di beberapa iklan di dalam website- website. Trend yang terakhir yaitu responsive format. Berkaitan dengan trend yang sebelumnya, tantangan dalam mobile advertising biasanya adalah variasi ukuran layar yang dapat menampilkan iklan yang diinginkan pengiklan, mengingat ukuran layar telepon genggam sekarang semakin beragam. Karena itu, dibutuhkan desain yang responsif atau adaptif untuk mengatasi ketidaknyamanan pengguna ketika melihat iklan yang ditayangkan lewat telepon genggam mereka. Hal yang perlu dihindari adalah iklan-iklan yang bertemakan konvensional, karena membawa iklan konvensional ke dalam teknologi digital akan mengakibatkan pengguna yang bahkan tidak ingin melirik iklan tersebut, dan hal ini tampaknya sudah diketahui oleh pengiklan dan bahkan konsumen sendiri.
Cara Menggunakan Teknologi Informasi Sebagai Media Periklanan
Ada yang menyebutkan bahwa internet bukan hanya cara yang tepat untuk menjangkau khalayak yang besar tetapi juga cara yang dapat memperluas efektivitas dari media konvensional yang digunakan untuk beriklan seperti koran, majalah, radio, dan televisi. Aspek menarik dari internet adalah kondisinya yang interaktif. Internet adalah sumber data yang responsif dan fleksibel dengan pertukaran pesan yang sifatnya dua arah.
Salah satu perkembangan periklanan yang melibatkan internet adalah viral marketing. Bentuk periklanan ini mencakup tim penjualan yang melakukan pendekatan dengan partisipan lewat perbincangan tentang produk mereka di chat rooms dan on message boards. Strateginya adalah menstimulasi diskusi tentang merek yang akan dipromosikan dan berharap pelanggan lama yang mengikuti diskusi akan menyebarkannya melalui mulut ke mulut dan mempromosikan produk tersebut ke pelanggan baru.
Dibalik semua tantangan tersebut, internet tetap nomor satu bagi industri iklan. Saat ini pengiklan dapat menjangkau pelanggan secara efisien dengan melalui sebuah sistem jaringan iklan online. Hal ini dapat membantu pengiklan untuk mengukur efektivitas dari kampanye lewat internet yang mereka lakukan. Mereka meraihnya dengan mengidentifikasi pelanggan yang setia, melacak perilaku mereka saat surfing di internet, dan berkomunikasi dengan mereka dengan cara yang relevan dan berbiaya efektif. Tidak bisa dipungkiri bahwa internet membuat segalanya jadi mudah. Target konsumen dapat dicapai dengan mudah dan respons dari konsumen juga dapat diterima perusahaan dengan cepat. Bahkan oleh John A. Deighton, seorang professor, internet dikatakan sebagai ‘lahan penuh untuk bidang marketing’. Namun, para ahli yang mengamati fenomena internet ini, seperti seorang professor bernama Alvin J. Silk, mengatakan bahwa perkembangan internet dalam bidang periklanan mungkin tidak hanya segini. Internet masih akan terus berkembang, begitupula dengan teknik periklanan yang mengikuti perkembangan internet itu. Suatu saat nanti, mungkin akan tiba saat di mana kita yang hidup di zaman ini melihat iklan di masa yang akan datang seperti ketika orangtua- orangtua kita pertamakali melihat iklan yang muncul ketika anak mereka tengah mengakses internet. Seperti yang sudah diimplikasikan sebelumnya, potensi penuh dari ‘internet advertising’ sendiri maupun sisi kreatif yang lebih jauhnya tidak akan pernah kita ketahui hingga teknologi itu sendiri telah mencapai potensi penuh dari perkembangannya yang kita semua tidak tahu kapan tepatnya.

Kesimpulan
1.      Melalui hasil dari perkembangan teknologi informasi, dunia eriklanan semakin di mudahkan untuk memasarkan atau mempromosikan suatu produk kepada khalayak ramai tanpa perlu repot-repot.
2.      Iklan dapat diubah setiap saat dan hasilnya dapat ditayangkan saat itu juga dan dengan teknologi multimedia yang makin berkembang dapat dipakai untuk menciptakan iklan-iklan yang cantik dan menarik dengan harapan jumah user yang mengakses iklan dapat dimonitor dengan program khusus, sehingga datanya dapat menjadi bahan analisa untuk strategi periklanan dan komunikasi.
3.      Periklanan melalui media internet juga belum sepenuhnnya memberi kemudahan dan keuntungan yang maksimal, tetap saja mempunyai kelemah tersendiri bagi segelintir konsumen yang belum terlalu mengetahui penggunaan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini.
4.      Perkembangan selama satu dekade terakhir yang paling revolusioner adalah iklan lewat teknologi internet dan mobile (mobile adverstising

Daftar Pustaka
http://bincangmedia.wordpress.com/tag/sejarah-iklan-di-indonesia/



Selasa, 07 Oktober 2014

Industri Media

Siapa Tokoh dunia yang menguasai Industri Media ?
Ia adalah Rupert Murdoch yang  membangun kerajaan bisnis medianya dengan nama News Corporations, salah satu perusahaan media terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Perusahaan yang dimiliki NewsFOX dan Harper Collins di Amerika Serikat dan BSkyB di Britania Raya. Ia sebelumnya merupakan warga negara Australia, namun kemudian secara resmi menjadi warga negara Amerika Serikat terkait dengan keberadaan bisnisnya di negara Paman Sam tersebut.

Bagaimana Teknologi Komunikasi Mendukung kerja Korporasi?
Teknologi Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan terjadi atas dua macam arah yaitu vertical dan horizontal. Komunikasi horizontal (mendatar) adalah komunikasi yang terjadi antar karyawan setingkat. Bila komunikasi mendatar lebih dominant dalam perusahaan maka pemimpin perusahaan akan mendapat saingan karena secara sengaja atau tidak informasi banyak yang tidak sampai kepadanya. Hal ini juga dapat menyebabkan keputusan yang diambil menjadi kurang tepat atau bijaksana.
Komunikasi yang paling banyak terjadi adalah komunikasi vertical dari atas ke bawah, dimana atasan selalu memerintah bawahannya untuk melakukan pekerjaan. Namun seharusnya, terjadi pula arah yang sebaliknya yaitu dari bawah ke atas, sehingga informasi dari bawahan dapat menjadi bahan pertimbangan atasan untuk membuat keputusan. Isi komunikasi vertical atas ke bawah, biasanya mengandung pengarahan arau kritik terhadap kinerja bawahan.
Hubungan antara komunikasi dan konflik itu sangat dominan. Didalam perusahaan peranan komunikasi itu sangat penting sekali, karena jika komunikasi tidak berjalan dengan baik , akan mengakibatkan banyak terjadi konflik. Sebaliknya, jika komunikasi dua arah antara pihak management dengan karyawan itu dapat berjalan dengan baik,maka akan dapat mengurangi terjadinya konflik.
Media yang digunakan
Kemudahan berkomunikasi dalam perusahaan kini telah berkembang canggih dan dapat dikatakan mutlak dibutuhkan. Dalam kemajuan teknologi yang begitu pesat, komunikasi merupakan salah satu yang paling berpengaruh.
Teknologi komunikasi yang memudahkan dalam perusahaan baik digunakan secara internal atau eksternal yang kini berkembang diantaranya  IM, GAIM, ICQ, Mobile VPN, BLOG dan lain-lain
Namun,kemudahan-kemudahan itu bukanlah tanpa efek. Sebuah perusahaan membutuhkan chatroom untuk komunikasi internalnya. Terutama akan sangat berguna untuk virtual meeting dengan kantor-kantor cabang. Tetapi, fasilitas chatroom di berbagai pemberi layanan IM (Instant Messenger) di non-aktifkan. Chatroom public tidak bisa digunakan, karena bisa menyebabkan kebocoran rahasia perusahaan.
Selain itu, perusahaan ini menggunakan berbagai layanan IM untuk berkomunikasi baik internal maupun external (customer); ICQ, Yahoo Messenger, dll. Ada komplain bahwa ini menyebabkan terlalu banyak software yang terpasang di komputer user.

Berapa banyak Korporasi Media Massa yang ada di Indonesia?
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan media massa di Indonesia cukup menakjubkan. Perkembangan tersebut mulai bangkit sejak tumbangnya Orde Baru dan munculnya era Reformasi. Pada era Reformasi itu, pemerintah menerbitkan UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam UU ini, istilah kebebasan pers disepakati diganti menjadi kemerdekaan pers, yakni salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum. Pada zaman inilah setiap orang berlomba-lomba menginformasikan segala sesuatu lewat media massa tersebut. Tak hanya itu saja, banyak orang yang mendirikan perusahaan media massa, seperti dibidang pertelevisian, radio, dan media cetak.
Sasa Djuarsa Sendjaya dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung (2000:6) menyampaikan data-data tentang perkembangan media sebagai berikut:
(1) di bidang pertelevisian, selain jaringan TVRI, terdapat 10 (sepuluh) stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, TPI, SCTV, ANTEVE, INDOSIAR, METRO TV, TRANSTV, TRANS7, tvOne, dan GLOBAL TV. Di samping itu kini telah beroperasi 7 televisi berlangganan satelit, 6 televisi berlangganan terrestrial, dan 17 televisi berlangganan kabel;
(2) dunia penyiaran radio pun mengalami kemajuan meskipun tidak sepesat televisi. Hingga akhir tahun 2002, terdapat 1188 Stasiun Siaran Radio di Indonesia. Jumlah itu terdiri atas 56 stasiun RRI dan 1132 buah Stasiun Radio Swasta;
(3) perkembangan industri dan bisnis penyiaran juga telah mendorong tumbuh pesatnya bisnis rumah produksi (Production House/PH). Sebelum krisis ekonomi, tercatat ada 298 buah perusahaan PH yang beroperasi di mana sekitar 80% di antaranya berada di Jakarta. Pada saat krisis, khususnya antara tahun 1997-1999, jumlah PH yang beroperasi menurun drastis sampai sekitar 60%. Pada tahun 2003, bisnis PH secara perlahan kembali bangkit yang antara lain didorong oleh peningkatan jumlah televisi swasta. Kebutuhan TV swasta akan berbagai acara siaran, mulai acara hiburan sampai acara informasi dan pendidikan, banyak diproduksi oleh PH lokal; serta
(4) dalam bisnis media penerbitan, khususnya surat kabar dan majalah, juga mengalami peningkatan khususnya dalam hal kuantitas. Pada tahun 2000, menurut laporan MASINDO, terdapat 358 media penerbitan. Jumlah tersebut terdiri atas 104 surat kabar, 115 tabloid, dan 139 majalah. Hal menarik dalam penerbitan media massa cetak ini adalah semakin beragamnya pelayanan isi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan segmen khalayak pembacanya.
Dengan perkembangan seperti di atas, baik dalam jumlah maupun jenisnya, mustahil semua media massa menguasai seluruh pasar yang ada. Sebaliknya, kecil sekali kemungkinan hanya satu media massa dapat menguasai seluruh pasar, dalam arti memenuhi segala macam tuntutan pasar, karena tuntutan pasar juga sangat bervariasi. Kompetisi telah menjadi kata kunci dalam kehidupan media massa saat ini. Dalam memperebutkan pangsa pasar, kompetisi media massa tidak hanya meliputi aspek isi, penyajian berita atau bentuk liputan lainnya, tetapi juga aspek periklanan. Media massa pun kemudian berkembang menuju konsep yang kapitalis. Artinya, media massa mempunyai keterikatan dengan industri pasar, yang secara lebih luas dengan sistem kapitalis dan kapitalisme. Media massa mengalami kontradiksi dimana di satu sisi sebagai institusi kapitalis yang berorientasi pada keuntungan dan akumulasi modal, sementara di sisi lain idealisme media massa menuntut peran sebagai sarana pendidikan agar pembaca, pemirsa, atau pendengar memiliki sikap kritis, kemandirian dan kedalaman berpikir.
Saat ini tidak ada yang bisa membantah kedigdayaan rezim kapitalisme yang mendominasi peradaban dunia global. Berakhirnya Perang Dingin menyusul ambruknya komunisme-sosialisme Uni Soviet beserta negara-negara satelitnya sering diinterpretasikan sebagai kemenangan kapitalisme. Hampir dalam setiap sektor kehidupan, logika dan budaya kapitalisme hadir menggerakkan aktivitas, termasuk dalam industri media. Sehingga, industri media memiliki kaitan yang sangat erat dengan tumbuhnya semangat kapitalisme. Munculnya konglomerasi media, satu perusahaan besar menaungi beberapa media sekaligus seperti misalnya MNC, Trans Corp, dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG), dianggap sebagai aktivitas pemusatan modal dalam industri media.

Unsur persaingan bisnis apa yang sekarang dilakukan di Media Massa ?

Persaingan usaha tidak sehat antarpelaku media massa nasional di era Reformasi semakin transparan seiring dengan terbukanya kran kebebasan pers, bahkan dalam menjalankan produksi dilakukan dengan cara tidak jujur. Fenomena ini sudah berlangsung lama sejak era Orde Baru dengan diberlakukannya regulasi di bidang SIUPP, namun media tersebut akhir-akhir ini perkembangannya cenderung mengabaikan etika dan merugikan masyarakat. Keadaan ini menimbulkan berbagai permasalahan dan kehawatiran antara kepentingan idealisme pers dan aspek komersial, serta pelaksanaan kemerdekaan pers menjadi terganggu. Penulis berpendapat hal ini merupakan salah satu akibat dengan diberlakukannya ketentuan UU Pers yang memperkenankan media massa dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Penelitian melalui metode yuridis normatif, meneliti keadaan hukum persaingan usaha dirangkai dengan hukum media massa dan kemerdekaan pers, menggunakan tahap penelitian kepustakaan dan lapangan, serta teknik pengumpulan data melalui studi dokumen dan wawancara sebagai pendukung data sekunder. Penulis menemukan suatu gagasan baru dengan harapan bisa diterapkan sambil menunggu terbentuknya revisi undang-undang baru tentang pers, yaitu mendahulukan asas keseimbangan dan keadilan di antara kepentingan idealisme pers dan aspek komersial. Dengan gagasan ini mudah-mudahan apa yang tersirat dalam kata-kata kemerdekaan pers yang merupakan hak asasi manusia, benar-benar mendapat jaminan kepastian hukum. Dalam hal ini, fungsi ekonomi yang dimiliki oleh pers dapat saja menjadi boomerang bagi pers sendiri. Ketika pemilik modal intervensi terlalu besar dalam redaksi tentunya dapat mengakibatkan pers tidak mandiri. Padahal kemandirian adalah wujud dari independensi pers itu sendiri, utamanya dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Agar penanganannya lebih optimal, proses penyelesaian sengketa industri media massa terkait persaingan usaha tidak sehat dapat dilakukan KPPU, sedangkan pelanggaran etika professi dan delik pers diselesaikan oleh Dewan Pers sebelum ditangani pihak kepolisian dan pengadilan. Untuk menghindari tumpang tindih peraturan dan kewenangan mengadili, dalam konteks kasus pers ruang lingkup pemeriksaan dua lembaga idependen yakni KPPU dan Dewan Pers seyogianya ditempatkan pada ranah yang terpisah sesuai hukum yang berlaku

Rabu, 01 Oktober 2014

Dampak Teknologi Terhadap Aspek Suprastuktur

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Perkembangan Komunikasi dan Teknologi Komunikasi
Pengertian Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lainnya.
Yang mendasari sesuatu hal dapat digolongkan kedalam teknologi komunikasi adalah :
1.       Teknologi komunikasi dapat di implementasikan dalam suatu alat.
2.       Teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur sosial,ekonomi dan politik.
3.       Teknologi komunikasi membawa nilai yang berasal dari struktur ekonomi , sosial dan politik tertentu.
4.       Teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indera manusia terutama kemampuan mendengar dan melihat.
O’Brien, 1996 dalam Kadir, (2003: 8) mengatakan bahwa, perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan sosioteknologi.
Gambar: LINGKUNGAN SOSIOTEKNOLOGI
Kelima komponen itu berinteraksi dalam proses sosial, satu dan lainnya saling berinteraksi dan memengaruhi dimana setiap komponen memiliki visa masing-masing yang saling besinergi serta menghasilkan output proses sosial sebagaimana diharapkan oleh seluruh stakeholder sosioteknologi.



Dampak Teknologi Terhadap 4 Aspek Suprastuktur :
1.     Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi informasi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
1)      Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
2)      Terjadinya industrialisasi.
3)      Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dan aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi komputer di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
4)      Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
5)      Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
6)      Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan.
7)      Konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.

2.     Bidang Sosial
Dampak kemajuan teknologi sangat berdampak baik pada bidang sosial, yang mana    bisa kita lihat:
1)      Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.
2)      Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
3)      Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.

3.     Bidang Budaya
Pada bidang kebudayaan perkembangan teknologi sangat berdampak negatif, seperti
1)      Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di \kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
2)      Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatankekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
3)      Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e -mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (wamet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program intemet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.


4.     Bidang Politik
Bidang politik juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi, seperti:
1)      Timbulnya kelas menengah bare Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah bare. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah bare ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
2)      Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
3)      Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.


Dalam hal ini, Teknologi komunikasi membutuhkan platform pengembangan yang jelas di masa depan. Hal ini disebabkan karena setiap negara berlomba-lomba mengembangkan teknologi telematika sesuai dengan pasar nasional maupun internasional. Bahkan perkembangan teknologi tersebut tanpa diuji coba manfaat, resiko, dan masalah model, namun sudah di pasarkan di masyarakat. Dengan kata lain biaya uji coba dibebankan kepada masyarakat pengguna teknologi itu sendiri. Produsen teknologi telematika bahkan menggunakan masyarakat konsumer sebagai laboratorium uji coba kelayakan  telematika yang diperolehnya.

Sehubungan dengan itu perkembangan media baru (new media) menjadi kajian tersendiri yang serius dalam aspek – aspek sosial. Dengan kata lain yang paling merisaukan dari perkembangan teknologi telematika adalah para ahli ilmu-ilmu sosial. Karena para ahli teknologi menciptakan teknologi telematika dengan modus melemparkan beban sosial dari teknologi yang diciptakan itu kepada para ahli ilmu sosial.
Melihat arah pengembangan teknologi telematika saat ini, maka secara optimis dapat diprediksi bahwa teknologi-teknologi itu dalam diciptakan dalam waktu dekat, apalagi gagasan-gasan tentang media aroma, rasa dan sentuhan tahun 1980-an telah menjadi wacana. Namun demikian, bagaimana dengan persoalan sosial masyarakat yang berkaitan dengan norma dan tatanan sosial masyarakat. Karena setiap temuan  teknologi selalu memberi dampak pada perubahan sosial di masyarakat.



Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S. Sos., M.Si. SOSIOLOGI KOMUNIKASI: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta : Kencana, 2008

https://sites.google.com/site/tirtayasa/memahami-konsep-dasar-tik/gambaran-umum-sistem-informasi-dan-teknologi-informasi